Pengamat Sepakbola: Bicara JIS Jangan dengan Tendensi Politik

Muhammad Robbani - Sepakbola
Kamis, 06 Jul 2023 17:00 WIB
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo (kedua kanan) meninjau Stadion Jakarta International Stadium (JIS) di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023).
Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
Jakarta -

Pengamat sepakbola Mohamad Kusnaeni angkat bicara soal polemik Jakarta International Stadium (JIS). Menurutnya, jangan ada tendensi politik dalam membahasnya.

Akhir-akhir ini JIS tengah menjadi pembicaraan hangat setelah dinominasikan menjadi calon salah satu venue Piala Dunia U-17 2023. Kemarin, Rabu (5/7/2023), Ketum PSSI Erick Thohir bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan inspeksi ke JIS.

Dari hasil inspeksi itu, ada beberapa catatan untuk Stadion JIS demi memenuhi standar FIFA. Mulai dari rumput, titik parkir, hingga akses masuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang menjadi sorotan adalah pernyataan Hadimuljono yang menyebut rumput JIS tidak standar FIFA. Pernyataan ini dinilai memiliki tendensi politik, sebab ia bukanlah pakar rumput yang mempunyai otoritas untuk melakukan penilaian.

"Bicara JIS itu kita nggak boleh punya tendensi politik, itu catatan yang pertama. Yang kedua, kalau lihat JIS itu kita harus bicara tentang olahraga keseluruhan. JIS ini sudah dibangun dengan anggaran yang cukup besar, karena itu kita harus berpikir bagaimana memaksimalkan pemanfaatannya untuk kemajuan olahraga," kata Kusnaeni saat dihubungi detikSport, Kamis (6/7).

ADVERTISEMENT

"Yang ketiga, saya sebetulnya pada dasarnya memahami bahwa PSSI dan pemerintah ini ingin memaksimalkan JIS itu karena kepentingannya itu. Sudah dibangun, jadi harus bisa dimanfaatkan secara maksimal," ujarnya menambahkan.

"Nah, cuma memang narasi-narasinya itu dalam beberapa hal itu selalu dikaitkan dengan soal tanda FIFA. Itu yang menurut saya kadang kadang keliru. Karena yang berhak bicara standar FIFA itu ya FIFA. Di luar FIFA nggak bisa mengatakan rumputnya tidak standar FIFA atau stadionnya tidak standar," katanya lagi.

Bung Kus, sapaannya, berpendapat bahwa kekurangan JIS relatif minor sehingga hanya membutuhkan perbaikan yang tidak begitu banyak. Secara fasilitas, imbuhnya, JIS sudah sangat layak untuk menggelar event-event sepakbola.

Hanya saja memang ada beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti akses masuk stadion, lahan parkir, akses transportasi publik, dan rumput. Sementara masalah perbaikan rumput bisa diperbaiki dalam waktu yang relatif cepat.

Kalau akses transportasi publik dinilai bukan isu yang terlalu krusial untuk event Piala Dunia U-17. Sebab kecil kemungkinan laga-laga ajang ini akan dihadiri penonton, kecuali jika Indonesia yang bermain di sana.

"Kalau taman di depan rumah semakin tebal rumputnya semakin bagus. Tapi kalau stadion untuk pertandingan sepakbola kan lain. Ada standar tingginya, ada standar gelindingan bolanya, ada standar pantulannya," tutur Bung Kus.

"Yang bisa memutuskan itu siapa? Ya itu orang FIFA, technical delegate-nya yang nanti datang memeriksa dan kemudian mengecek. Itu ada cara mengukurnya, bukan dengan sekedar lihat. 'Oh ini rumputnya bagian ini kelihatan kuning nih, ini ada gulmanya, jadi nggak layak, nggak bisa begitu'," ucapnya.

(aff/krs)