JIS dan Akses Transportasi Umum yang Belum Terwujud

Muhammad Robbani - Sepakbola
Kamis, 06 Jul 2023 18:40 WIB
PT Jakarta Propertindo (JakPro) mengungkap progres pembangunan Jakarta International Stadium (JIS). Pembangunan stadion tersebut telah mencapai 98%.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Pengamat sepakbola Mohamad Kusnaeni menilai transportasi umum menjadi isu yang paling krusial dalam polemik Jakarta International Stadium (JIS).

JIS memang tak mempunyai lahan parkir luas untuk bisa dimasuki pengunjung. Masalah ini menjadi sorotan sehingga belum ada event besar yang terselenggara di sana sampai saat ini.

Pada desain awalnya, JIS memang mengadopsi konsep ala stadion Eropa dan negara maju lainnya yang bisa diakses dengan mudah oleh transportasi umum. Hal itu juga yang menjadi ide pada pembangunan JIS dimana transportasi umum seperti LRT atau kereta api menjadi opsi utama penonton yang hendak datang ke JIS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenyataannya rencana tak sesuai realita, tak ada LRT yang lewat JIS ataupun stasiun kereta api yang berada dekat di stadion ini. Terkini, sedang dibangun stasiun temporary yang akan berdiri persis di depan JIS sehingga bisa menjadi solusi transportasi umum calon penonton.

"Jadi JIS itu memang belum selesai pembangunannya. Jadi saya ikut waktu expose public pertama kali, diskusi publik-lah tentang JIS yang diadakan oleh Pemprov DKI tahun 2018 di Balai Kota. Waktu itu Pak Sandiaga (Uno), masih Wakil Gubernur juga hadir," kata Kusnaeni saat dihubungi detikSport, Kamis (6/7/2023).

ADVERTISEMENT

"Jadi yang di expose kepada publik waktu itu namanya masih BMW International Stadium. BWM International Stadium itu memang dibangun dengan konsep sebagai stadion modern. Stadion modern itu artinya apa? Dia mengutamakan mobilitas penonton melalui transportasi publik," ujarnya.

"Makanya (area) parkirkan tidak banyak. Karena memang diharapkan pakai transportasi publik. Masalahnya, mana transportasi publiknya? Mana LRT yang dijanjikan itu? Mana bus rapid transit yang dijanjikan itu?" katanya lagi.

Ketiadaan akses transportasi umum itu yang menjadi masalah buat JIS. Penonton akhirnya membawa kendaraan pribadi, sementara lahan parkir yang minim membuat penonton kesulitan untuk menitipkan kendaraannya.

Khusus untuk masalah ini memang membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk mengintegrasikan JIS dengan transportasi massal. Sementara masalah akses masuk bus untuk pemain dan ofisial yang dinilai sempit dan tidak muat untuk bus, itu bisa diperbaiki.

"Sehingga akhirnya orang datang ke JIS itu bawa mobil, bawa motor. Ya kalau semua bawa mobil, bawa motor ya pasti nggak akan muat. Nggak akan cukup. Nah, yang kedua, pembangunan jenis itu memang masih ada beberapa kekurangan yang mungkin pada saat didesain belum memperhitungkan secara keseluruhan," tutur Bung Kus, sapaan Kusnaeni.

"Biasa itu, desain desain itu kalau kemudian dikoreksi itu biasa, bukan berarti desainnya nggak menggunakan standar sifat, begitu lho. Misalnya soal akses masuk bus pemain, itu kan masih mentok ya, nggak bisa masuk begitu ya. Itu biasa kan," ucapnya.

"Tinggal diperbaiki aksesnya. Bukan berarti stadionnya nggak layak gara-gara standar busnya. Bisa diatasi kok itu. Jadi itu soal soal kecil yang sebetulnya teknis sifatnya dan bisa diatasi tanpa menggugurkan hak JIS untuk diberi kesempatan menjadi tuan rumah. Kasih kesempatan untuk diperiksa oleh FIFA, nanti kita akan paham kekurangannya di mana," katanya lagi.

(aff/krs)