Fadil Imran: Rapor Bulutangkis Indonesia Meningkat

Mercy Raya - Sport
Rabu, 08 Mei 2024 14:55 WIB
Komjen. Pol. M. Fadil Imran, Ketua Tim Ad Hoc Olimpiade Paris yang juga Sekretaris Jenderal PBSI,  memberikan wejangan kepada sejumlah pebulutangkis di Pelatnas Cipayung, Rabu (8/5). Tampak di antaranya adalah Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, Jonatan Christie, dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.
Foto: Mercy Raya/detikcom
Jakarta -

Ketua Tim Ad Hoc Olimpiade Paris Komjen. Pol. M. Fadil Imran menegaskan rapor bulutangkis Indonesia meningkat jelang Olimpiade Paris, walaupun pihaknya juga tidak puas begitu saja.

Fadil menyampaikan hal itu usai melakukan rapat dengan tim teknik, fisik, dan psikologis, serta pelatih-pelatih dari lima sektor terkait Olimpiade Paris, di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Rabu (8/5/2024). Seusai pertemuan, Fadil juga menyempatkan untuk memberi wejangan kepada Gregoria Mariska Tunjung, Jonatan Christie, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.

"Meningkat tapi kita belum puas dengan rapor itu, kita akan terus maksimalkan, karena lawan juga melakukan yang sama. Itu yang terus kita tak boleh lengah," kata Fadil kepada pewarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penilaian Fadil dilatarbelakangi hasil dari para pebulutangkis Indonesia, terutama setelah Thomas dan Uber Cup 2024 di Chengdu, China. Beregu putri dan beregu putra Indonesia sama-sama keluar sebagai runner up di kejuaraan beregu dua tahunan tersebut. Peta persaingan antarpemain yang telah lolos Olimpiade disebutnya sudah bisa terbaca pada ajang tersebut.

"Jadi kami PBSI khususnya Tim Ad Hoc diberikan tugas oleh Ketum (PBSI, Agung Firman Sampurna) untuk mempersiapkan atlet kita. Ya setiap pekan kita seperti ini, setiap Rabu, kalau anak-anak sedang di luar kita online, tapi kalau sedang break kita ketemu langsung di Cipayung," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Intinya semua penanggung jawab bidang analisis perfomance, psikologi, fisik, kesehatan, dan aspek-aspek lainnya kita minta rapot lah. Dari situ, kami diskusi kemudian melihat apa kekurangan, dari situ kami menyusun program untuk menutupi kekurangan."

Komjen. Pol. M. Fadil Imran, Ketua Tim Ad Hoc Olimpiade Paris yang juga Sekretaris Jenderal PBSI,  memberikan wejangan kepada sejumlah pebulutangkis di Pelatnas Cipayung, Rabu (8/5). Tampak di antaranya adalah Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, Jonatan Christie, dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.Jonatan Christie cs menyimak wejangan dari Komjen. Pol. M. Fadil Imran, Ketua Tim Ad Hoc Olimpiade Paris yang juga Sekretaris Jenderal PBSI, di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Rabu (8/5). Foto: Mercy Raya/detikcom

"Dan kami juga melihat seperti apa lawan membaca kita. Kemarin Gregoria di final ternyata Chen Yu Fei sudah mempelajari, sama seperti Jonatan walaupun menang terus, tapi lawan Li Shi Feng ternyata rubber set berarti kan dia sudah mempelajari Jonatan."

"Tapi Jonatan sudah melakukan langkah antisipasi. Karena lawan di Olimpiade jelas siapa saja di tunggal, di ganda, dan mix. Kita terus diskusikan dan evaluasi," tuturnya.

Lebih lanjut Fadil menjelaskan bahwa dalam evaluasi yang diberikan tidak serta merta hanya ada peningkatan. Tapi semua ada parameter untuk di masing-masing bidang.

"Kan ada skor, cuma saya tak buka karena saya berusaha menguantifikasi semua secara angka. Jika kita bicara agility, mana aspek? Lalu jika dibilang endurance-nya berkembang? Mana. Jika ada yang kurang ya cari alatnya. Jadi kita terus berinovasi dengan situasi yang ada," kata Fadil.

Ia juga membahas rencana mengirim atlet bulutangkis yang telah lolos Olimpiade untuk dapat beradaptasi dengan venue pertandingan dalam waktu lama. "Pastinya seperti itu, karena kan teknik menjadi salah satu faktor."

"Pertempuran di lapangan bukan hanya fisik dan teknik tapi juga psikologis yang berkelindan kita simulasikan ke anak-anak supaya semakin bisa mengatasi situasi tersebut," kata Fadil yang juga Sekretaris Jenderal PBSI tersebut.

(mcy/krs)