Sejarah Terbentuknya PASI, Induk Organisasi Atletik di Indonesia

Azkia Nurfajrina - Sport
Sabtu, 23 Mar 2024 05:45 WIB
Atlet para-atletik Indonesia Saptoyogo Purnomo menjadi yang tercepat saat final lari nomor 200 meter putra T37, ASEAN PARA GAMES 2022, di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (2/8/2022).
Ilustrasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Foto: PIUS ERLANGGA
Jakarta -

Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) adalah induk organisasi atletik di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada 3 September 1950 di Semarang.

Berdirinya PASI berawal dari masuknya olahraga atletik ke Indonesia sekitar era 1910-an. Berikut sejarah singkat terbentuknya PASI.

Sejarah Berdirinya PASI

Dilansir laman resmi Pengurus Besar PASI (PB PASI), berdirinya PASI bermula dari hadirnya atletik di Indonesia sekitar 1910-an. Kala itu, olahraga ini dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah-sekolah pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada awalnya, atletik hanya diketahui di lingkungan sekolah saja sehingga belum terkenal luas. Seiring berjalannya waktu, olahraga ini perlahan menyebar dan masyarakat mulai memahami sifat dan manfaat atletik. Penggemar olahraga ini pun bertambah.

Keberadaan olahraga atletik di Indonesia semakin diakui sejak dibentuknya organisasi Nederlands Indische Athletiek Unie (NIAU) atau Perserikatan Atletik Hindia Belanda pada 1917. Dengan adanya lembaga ini, pertandingan atletik mulai diselenggarakan setiap tahunnya.

ADVERTISEMENT

Perkembangan atletik di Indonesia juga ditandai dengan berdirinya persatuan seperti ISSV Hellas dan IAC di Jakarta, PAS di Surabaya, dan ABA di Surakarta.

Pada 1930-an, Sumatera Athletiek Bond (SAB) dibentuk pula di Medan. Organisasi ini mengadakan perlombaan cabang olahraga atletik antar sekolah hingga perguruan swasta di sana.

Olahraga atletik berkembang pesat di masa pendudukan Jepang sekitar 1942-1945. Ini ditunjukkan dengan diharuskannya para pegawai, pelajar, hingga mahasiswa untuk mengikuti senam pagi melalui siaran radio Taiso. Serta diadakannya perlombaan atletik antar pelajar setiap tahunnya.

Di era ini juga, perhimpunan atletik muncul di sejumlah kota besar, di antaranya Ikatan Atletik Djakarta (IKADA), Gabungan Atletik Bandung (GABA), Ikatan Atletik Solo (IKASO), dan Ikatan Perhimpunan Atletik Surabaya (IPAS).

Kegiatan keolahragaan termasuk atletik pada masa ini tergabung dalam wadah lembaga yaitu Ikatan Sport Indonesia (ISI) yang bersifat nasional.

Adapun setelah kemerdekaan, dikutip dari buku Dasar-dasar Atletik oleh Yahya Eko Nopiyanto dan Septian Raibowo, semangat olahraga masyarakat tidak padam justru tambah semangat.

Sebuah kongres di Solo yang diadakan pada Januari 1946 kemudian menghasilkan Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI). Langkah awal yang dilakukan asosiasi ini yakni dengan menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON).

PON pertama dilangsungkan di Kota Solo pada 1948. Dari perlombaan ini lahir sejumlah atlet terkenal, di antaranya Soedarmodjo (atlet lompat tinggi), Arie Mauladi (atlet lompat jangkit, hingga Soetopo (atlet lari 5.000 meter dan 10.000 meter).

Upaya membina olahraga atletik terus ditingkatkan. Sampai akhirnya, para tokoh atletik mengadakan perkumpulan di Semarang pada 13 September 1950 dan berdirilah Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).

Sejak itu hingga kini, PASI menjadi induk organisasi atletik di Indonesia yang menaungi berbagai cabor atletik.

Usai terbentuk, PASI menyelenggarakan kejuaraan atletik pertama di Bandung. Langkah berikutnya, lembaga ini berupaya agar masuk ke International Association of Athletics Federations (IAAF) agar para atlet Indonesia bisa berpartisipasi dalam kompetisi atletik yang tingkat internasional.



Simak Video "Mitos atau Fakta: Langsung Mandi Setelah Olahraga Berpotensi Serangan Jantung"
[Gambas:Video 20detik]
(azn/fds)