DBL Camp: Kisah Julio dan Bryan Tetap Tampil Ngotot Usai Perjalanan 946 Km

Mercy Raya - Sport
Selasa, 23 Apr 2024 22:20 WIB
DBL Camp 2024 dimulai di Jakarta, Selasa (23/4/2024)
DBL Camp 2024 dimulai hari ini (dok.DBL Indonesia)
Jakarta -

DBL Camp 2024 menyimpan berbagai kisah menarik dari para pesertanya. Salah satunya Julio Pasla dan Rafaelino Bryan, campers asal Sulawesi Utara, yang harus berjuang keras demi sampai ke Jakarta demi ikutan Kopi Good Day DBL Camp & Fest 2024.

Julio dan Bryan serta rekan-rekannya dari Manado tersebut harus menempuh perjalanan 946 km demi dapat berkumpul dan bersaing dengan atlet-atlet basket lain dari 30 kota provinsi untuk mengikuti DBL Camp selama kurang lebih sepekan.

Seperti diketahui, mereka berkesempatan mengikuti kamp basket antarpelajar terbesar di Indonesia, untuk ke depannya berebut 12 kuota sebagai DBL Indonesia All Star dan dikirim ke Amerika Serikat Juli mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, untuk bisa lolos menjadi 12 pemain terbaik, campers-campers tersebut ternyata harus berjuang ekstra dalam seleksi yang mereka ikuti. Bahkan jauh sebelum DBL Camp resmi dimulai.

Hal itu tak lepas adanya kondisi darurat setelah Gunung Raung erupsi untuk kali pertama sejak 22 tahun silam. Erupsi yang terjadi pada 16 April itu pun cukup berdampak pada kegiatan di wilayah tersebut, termasuk operasional bandara.

ADVERTISEMENT

Kondisi itu rupanya turut berdampak pada Julio dan Bryan dkk yang akan ke Jakarta. Perjalanan yang seharusnya cepat, tapi mereka harus tempuh ratusan kilometer demi bisa sampai DBL Camp.

"Seharusnya pesawat kami terbang pukul tujuh malam. Perkiraan kami sampai di hotel pukul 11 malam. Eh, malah sampai penginapan setengah tiga subuh," kata Julio seperti dikutip dalam laman resmi DBL.

Tapi rasa lelah itu tak ditunjukkannya. Mereka tetap menjalaninya dengan semangat. Hal itu tampak pada hari pertama DBL Camp dimulai Selasa (23/4/2024).

Campers-campers asal Manado itu tetap melahap latihan yang diberikan dari mulai tes lari sprint 20m, shuttle run, hingga lane agility. Mereka tetap melahap setiap latihan yang diberikan meskipun energinya terkuras habis-habisan.

"Sebenarnya capek sekali. Apalagi kan kita juga sudah persiapan di sana (Manado). Tapi, karena ada erupsi bikin kita keluar banyak energi lagi," kata Bryan.

"Mau bagaimana lagi. Sudah sampai sini ya harus all out apapun kondisinya," ujarnya.

(mcy/mrp)